Februldefila.com – Kurikulum Merdeka mulai diterapkan pada Tahun Pelajaran 2022/2023 pada Satuan Pendidikan di seluruh Indonesia. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dapat dilakukan melalui Program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dapat dilakukan melalui tiga mekanisme, yaitu:
- Mandiri Belajar;
- Mandiri Berubah; dan
- Mandiri Berbagi.
Satuan Pendidikan dapat memilih satu dari tiga pilihan tersebut dalam melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri. Perubahan Kurikulum tentunya diikuti dengan hal-hal serta istilah baru. Berikut beberapa istilah baru yang digunakan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.
- Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) menggantikan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
- Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) menggantikan Silabus
- Capaian Pembelajaran (CP) menggantikan Kompetensi Inti (KI)
- Modul Ajar menggantikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
- Tujuan Pembelajaran menggantikan Kompetensi Dasar (KD)
- Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) menggantikan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
- Indiktor Ketercapaian Tujuan Pembalajaran (IKTP) menggantikan Indiktaor Pencapaian Kompetensi (IPK)
- Sumatif menggantikan Penilaian Harian (PH)
- Sumatif Tengah Semester (STS) menggantikan Penilaian Tengah Semester (PTS)
- Sumatif Akhir Semester (SAS) menggantikan Penilaian Akhir Semester (PAS)
- Indikator Asesmen menggantikan indikator soal
- Formatif menggantikan Penilaian Teman Sejawat
Selain itu, ada juga istilah-istilah yang baru yang digunakan, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Profil Pelajar Pancasila
- Teaching at the Right Level (TaRL)
Berikut Penjelasan lengkap tentang istilah-istilah tersebut.
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan atau KOSP adalah nama lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KOSP memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, KOSP harus dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
Penyusunan dokumen KOSP hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh, kerangka dasar kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah, antara lain, Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen serta Capaian Pembelajaran.
Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian pembelajaran (CP) merupakan pengganti dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum 2013. Dalam penulisan, format capaian pembelajaran atau di singkat CP tidak ada lagi ada pemisahan antara aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam KI dan KD tetapi penggabungan dan pengintegrasian dalam satu paragraf yang utuh.
Capaian pembelajaran setiap fase, merupakan deskripsi yang mencakup pengetahuan keterampilan serta kompetensi umum. Yang selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran sesuai atau menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan peserta didik.
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan kelanjutan dari Capaian Pembelajaran (CP). ATP memiliki fungsi yang sama dengan silabus pada kurikulum 2013, yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Setelah menganalisis capaian pembelajaran, selanjutnya guru harus membuat alur tujuan pembelajaran.
Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Selain itu, alur tujuan pembelajaran sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai capaian pembelajaran di akhir fase tersebut.
Terdapat beberapa aspek-aspek dalam operasional komponen ATP. Secara operasional komponen alur tujuan pembelajaran dapat memuat tiga aspek yaitu, kompetensi, konten, dan variasi.
Modul Ajar
Modul Ajar merupakan pengganti dari RPP dalam Kurikulum 2013. Yang membedakannya adalah Modul Ajar ini dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas peserta didik, dan asesmen untuk mengecek, apakah tujuan pembelajaran dicapai oleh peserta didik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa modul ajar memiliki komponen yang lebih lengkap di bandingkan RPP. Terdapat dua macam modul ajar dalam kurikulum Merdeka, yaitu:
- modul ajar umum, untuk proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel, dan
- modul ajar khusus, yaitu proyek profil pelajar Pancasila, yang dikhususkan untuk mengembangkan proyek profil pelajar Pancasila. Di mana ini hanya di buat oleh guru yang mendapat tugas tambahan sebagai koordinator proyek tersebut.
Selain itu, ada empat istilah baru dalam Modul Ajar Umum dalam Kurikulum Merdeka, antara lain:
- Pemahaman permakna artinya informasi tentang manfaat yang akan diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
- Pertanyaan pemantik yang di buat oleh guru sebagai motivasi rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis.
- Refleksi peserta didik dan guru di lakukan untuk melihat Kembali proses pembelajaran yang telah di lakukan secara lebih terinci.
- Glosarium merupakan kumpulan istilah dalam suatu bidang secara alfabetik yang di lengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium ini di perlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih dalam.
Profil Pelajar Pancasila
Jika dalam kurikulum 2013 kita mengenal istilah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), dalam Kurikulum Merdeka kita akan mengenal istilah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan kompetensi yang di harapkan menguatkan nilai-nilai Pancasila bagi peserat didik dan pemangku kepentingan.
Dalam Profil Pelajar Pancasila terdapat enam dimensi yang di harapkan dimiliki oleh peserta didik, keenamnya adalah sebagai berikut.
- Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Hai dan berakhlaq Mulia,
- Berkebhinekaan Global,
- Mandiri,
- Bergotong-royong,
- Bernalar kritis, dan
- Kreatif.
Teaching at the Right Level (TaRL)
Teaching at Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. TaRL tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik. Inilah yang menjadikan TaRL berbeda dengan pendekatan lainnya.
TaRL dipandang dapat menjadi jawaban dari persoalan permasalahan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi di dalam kelas. Pada prosesnya, perlu adanya intervensi guru untuk memberi pembelajaran yang relevan dan spesifik dalam rangka mengatasi permasalahan perbedaan yang ditemukan.
Demikian informasi tentang Istilah Baru Pada Kurikulum Merdeka yang bisa februldefila.com bagikan, semoga bermanfaat dan terimakasih. CMIIW 🙂
Sumber: Bahan Paparan Kemdikbud
Sebagai seorang Guru Matematika, selalu berusaha membantu Peserta Didik dalam meningkatkan kompetensi Matematika, Pembelajaran Matematika, dan integrasi Pembelajaran Matematika dengan Teknologi Pembelajaran kekinian.